Kamis, 22 Desember 2011

Rafiatul Rahmah, seorang Bunga Gampong yang sederhana

Kesederhanaan memberikan keindahan, indah dipandang karena ringan dan berkesan (Rahmah, 2011)


Biografi singkat: Rahmah



     Nama Rafiatul Rahmah, Kelahiran Meulaboh, Sabtu 16 Desember 1989. Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Rafiuddin Anzib dan Nyak Cut. Nama panggilan yang sudah melekat “Ira” da juga yang memanggil dengan nama “ Rahmah” (sebagian dari guru dan kakak kelas). Alamat : Jln. Generasi Desa senebok Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Adik-adik Ra bernama Nailussa’dah (br kuliah), Fajar Katsar (kelas 3 MTsN Harapan Bangsa Meulaboh, dan yang paling kecil Isra Adzkia (TK Al-Qur’an Meulaboh).
      Rumah pertama tempatku dibesarkan adalah di Batu Putih (Batee Puteh dlm bahasa Aceh), halaman belakangnya lautan luas Samudera India. Bau asin yang khas dari lautan memenuhi udara setiap saat. Rumah berdinding papan yang terletak di pantai Pantee Batee Puteh, Meulaboh dikelilingi pohon kelapa. Ya, di rumah itulah masa bayi dan balitaku.
      Rumah kedua terletak di Kuta Padang (bukan kota di Sumatera Barat), itu nama sebuah desa di Meulaboh yang terletak di tepi pusat ibu kota Kabupaten Aceh Barat. Rumah ini merupakan rumah kontrakan, berdinding semen, beratapkan seng yang dindingnya menyatu dengan dinding tetangga sebelah. Masa Taman Kanak-kanak saat itu, TK Pertiwi Meulaboh.
      Rumah ketiga terletak di Desa Suak Ribee tepatnya Jalan Syah Kuala Lr. Kuta Paya Komplek Puskesmas No. 3. Rumah tempat ku menghabiskan sebagian masa kanak-kanakku hingga beranjak remaja. Mulai dari bersekolah di TK Pertiwi (untuk tahun kedua), kemudian melanjutkan di MIN Drien Rampak Meulaboh, lalu MTsN MODEL Meulaboh-1 (akhir kelas III, karena selebihnya berpindah-pindah di rumah saudara pasca tsunami). Rumah ini memberikan banyak kenangan, begitu banyak hingga tak tau harus Ra ceritakan seperti apa dan bagaimana.

      Rumah keempat, di Desa Senebok tepatnya Jalan Generasi Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Rumah yang dibangun pascatsunami, dengan kondisi awal tanpa lampu, di hutan karet, menjadi rumah (yang bisa dikatakan) perdana yang dibangun di Jalan Generasi itu. Rumah yang kutempati saat persiapan Ujian Akhir Nasional tingkat SLTP/MTs. Walaupun listrik telah menjangkau ke berbagai penjuru Desa di Aceh, namun saat itu Jalan Generasi belum banyak pemukiman penduduk (kecuali di bagian tepi Jalan yang dekat dengan Dinas Kesehatan Kab. Aceh Barat, bahkan di bagian ujung jalan ini belum terdapat pemukiman (bagian dari lokasi rumah Ira). Rumah awal yang dibangun adalah rumah ‘panggong’ dengan tinggi lebih dari 1.5 m. Pembangunan rumah ini dilakukan karena belum jelas perolehan rumah bantuan bencana dari pemerintah. Keluargaku memutuskan untuk menbangun rumah seadanya, agar jarak rumah dengan sekolah dan kantor Ibuku lebih terjangkau. Rumah inilah yang saat ini keluargaku tempati dan Insyaallah tempat dilangsungkannya walimatul ‘urs tanggal 22 Januari 2012.

Muhamad Reza Pahlevi, sang Pemuda Kota yang beruntung

Allah SWT telah meniupkan ruh seorang manusia pada rahim seorang ibu yang mulia dan menitipkan kepadanya amanah sebagai khalifah dan da'i pada bulan keempat sejak tanda kehamilan tampak.Ketika itu ALLAH juga telah menetapkan rezeki dan jodoh yang terbaik kepada seorang anak manusia.

Biografi-ku sampai tahun 2011

Aku dilahirkan dari campuran keluarga pengusaha dan pendidik tulen, keduanya keturunan suku Aceh dan Ibu ada campuran antara Sunda dan Aceh. kedua kakek-ku memiliki posisi strategis pada zamannya sebagai Gecik Gampong dan pejabat teras yang menaungi pendidikan se provinsi Aceh. keduanya memang memiliki catatan kepemimpinan yang luarbiasa. aku sadari bakat kepemimpinan itu melekat kuat padadiriku. suatu hari nanti, aku yakin insyaALLAH dapat kembali menggoreskan catatan kepemimpinan yang pernah digoreskan oleh kedua kakekku kelak nanti di negeri Serambi Mekkah.

Pasar Enjok: rumah pertamaku:)

Aku lahir tepatnya pada tanggal 27 Desember 1987 di kota Medan, Sumatera Utara. lima tahun aku dibesarkan oleh ibu asuh karena setengah hari lamanya ibuku harus pergi mengajar di rumah yang terbilang sangat luas untuk ukuran sekarang. terdapat balai tempat kami shalat dan belajar qur'an, kebun tebu, pohon jambu, di bibir mulut sungai kecil dan halaman tanah yang luas biasanya ku bermain sepeda, layang2 dan kembang api. Setelah lima tahun lamanya, ayah dan sekeluarga merantau ke Jakarta. pertama kali, kami tinggal di sebuah apotik tua, di tengah2 pasar, pasar 'Enjok' orang menyebutnya. aku menyelesaikan studi ku di TK AB-Baasiyah dengan prestasi yang cukup cemerlang tapi krakter diriku sangat melankolis dan cengeng. alhamdulillah, setelah 2 tahun disana, ayah ibu mengajak kami ke rumah baru. Rumah kedua kami di Jakarta ini masih tidak begitu jauh dari pasar, dibalik tembok jalur kereta api yang berhenti di Stasiun Jatinegara. rumah ini juga berada di tengah2 areal pemukiman orang2 Jakarta berekonomi menengah ke bawah. rumah yang beralaskan semen, beratapkan asbes, berdinding kayu triplek dan dikelilingi dengan satu rumah juragan tanah yang besar, pohon mangga, rumah pendduk yang lebih berada, rongsokan besi2 tua, kandang ayam dan gunungan abu gosok yang menjulang setinggi rumah tingkat 3.  

Secara bertahap, perekonomian keluarga makin hari makin membaik sehingga ibu dapat membeli rumah di bilangan pemukiman penduduk yang sederhana dan jauh lebih layak dengan nuansa lingkungan yang asri dan kondusif bagi aku dan adik untuk tumbuh dan berkembang. dengan pendidikan keluarga yang religius, harmonis dan demokratis, aku tumbuh berkembang menjadi anak muda yang percaya diri, cerdas dan aktif. sejak sd sampai sma, banyak prestasi akademik dan non akademik telah kuraih (berkat doa orang tua dan ridha ALLAH SWT) . pertukaran pelajar ke Amerika selama sepuluh bulan lamanya mrupakan salah satu capaian yang luarbiasa belajar untuk dapat bertahan dan berkarya di negeri Paman Sam, punya ceritera sendiri.

Bahtera Perjuangan
Kini, aku menyandarkan bahtera perjuanganku di kampus IPB, darmaga tepatnya pada Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas  Teknologi Pertanian. cita-citaku untuk menjadi dokter anak berubah menjadi dokter pangan hehehe... selama di kampus pertanian inilah, catatan perjuangan dan pengorbanan ku mulai tertulis dalam memoar hidupku. berjuang bersama rekan-rekan dan sahabat BEM TPB, FATETA dan terakhir KM serta Jabodetabek, Bogor dan Seluruh Indonesia membawa pelajaran yang sangat berharga, investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya. kini, aku berniat untuk menggenapkan setengah agamaku dengan melalui sebuah pernikahan yang penuh keberkahan bersama seorang akhwat bernama Rafiatul Rahmah. Allah SWT mengabulkan permohonan ku:) selain itu, penyelesaian studi ku di ITP menjadi salah satu prioritas lain yang tak kalah pentingnya dan memulai bisnis rumahtangga berbasis pangan lokal di beberapa desa lingkar kampus, melibatkan ibu2 rumah tangga. 

Minggu, 18 Desember 2011

Anjuran Menikah bagi Dirimu dan Diriku

"Kehidupan rumah tangga adalah ibadah. kehidupan itu hanya dapat diawali dengan sebuah pernikahan. pernikahan yang bertujuan untuk memenuhi kewajiban sebagai muslim demi mengharap kebaikan dan ridho ALLAH SWT dengan melahirkan generasi-generasi rabbani yang unggul"

Anjuran Menikah
Melalui ayat ini, ALLAH SWT menentukan bahwasanya menikah adalah kewajiban bagi setiap insan yang mengaku Islam sebagai pedoman hidupnya. pernikahan juga merupakan setengah dari perjalanan seorang muslim. walaupun demikian masih saja banyak orang muslim yang tidak menikah dengan seribu alasan. padahal jikalau dilihat dari segi finansial dan kedewasaan, sudah cukup bagi diri mereka untuk menyegerakan proses pernikahan, namun yang mereka tempuh justru perbuatan maksiat berupa perzinaan. Na'udzubillah min dzaalik! 

"Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki' (QS An-Nisa 4 : 3)



Seorang Ibnu Mas'ud berkata, "Meski sisa usiaku tinggal 10 hari, aku lebih senang untuk menikah supaya aku tidak bertemu ALLAH SWT dalam keadaan membujang".  setiap orang tua yang memahami anjuran menikah ini bagi anak-anaknya, saat mengetahui anaknya sudah bermimpi dan mampu menikah, sang orangtua akan langsung berdiskusi dengan anaknya, membantunya, mendorongnya dan mencarikan calon untuknya dari keturunan orang yang beragama dan terjaga kesuciannya. inilah cara mereka untuk menyucikan hidup dan mendorong anaknya menuju jalan yang mulia. 








Semoga bermanfaat bagi dirimu dan diriku dalam memantapkan niat dan usaha kita menuju pernikahan yang diberkahi ALLAH SWT. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman kita juga. Ayo segera menyusul kawan! :)

Selasa, 13 Desember 2011

PERNIKAHAN ADAT ACEH YANG ISLAMI

Menikah adalah sunahku, maka barangsiapa tidak suka dengan sunahku, ia bukan termasuk golonganku. Menikahlah, karena aku akan membanggakan jumlahmu yang banyak di hari akhir nanti (HR. Ibnu Majah dari Aisyah r.a.) 

PERNIKAHAN ADAT ACEH YANG ISLAMI
Jak keumaloen :Jak keumaloen  adalah tahap awal sebelum menuju tahapan tahapan lainnya, dimana jika seorang laki-laki dinilai sudah cukup dewasa dan sudah siap berumah tangga maka orang tua mencarikan calon istri untuk nya atau si jejaka sudah memiliki calon sendiri, hal pertama yang dilakukan adalah mengutus beberapa orang yang di tuakan yang cakap dalam berbicara dari pihak laki-laki untuk bersilaturrahmi ke rumah keluarga sang perempuan untuk menanyakan status si perempuan apakah sudah ada yang punya atau tidak ?? dan kalau ternyata sang perempuan belum ada yang punya dan belum ada ikatan dengan siapapun baru lah sang utusan mengutarakan lamaran nya, jika sambutan dari pihak perempuan memeberi pertanda yang baik maka di lanjutkan ke tahapan selanjut nya. Dan utusan dari keluarga pihak laki-laki ini disebut seulangkee. Pada tahap ini keluarga pihak laki-laki juga membawa bungoeng jaroe semacam bingkisan untuk keluarga pihak perempuan.

Ba ranup (melamar/meminang):
Setelah tahapan jak keumaloen dan keluarga si perempuan merespon dengan jawaban yang baik, maka pihak keluarga laki-laki pun kembali mengutus seulangkee untuk melamar secara resmi dengan membawa sirih symbol penguat ikatan, dan setelah pihak laki-laki mengutarakan lamaran nya, maka keluarga akan bermusyawarah dengan si gadis apakah lamaran nya akan di terima atau tidak, jikalau di terima maka akan berlanjut ke tahapan selanjut nya.

Jak ba Tanda (tanda jadi) :
Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat (tanda jadi). Biasanya pihak calon linto membawa sirih lengkap dengan macam-macam bahan makanan kaleng, seperangkat pakaian yang dinamakan lapek tanda dan perhiasan dari emas sesuai kemampuan calon linto baro(mempelai pria). Ba tanda ini ditempatkan di dalam “talam/dalong” yang dihias sedemikian rupa; sebagai “balasan/balah idang” tempat yg sudah kosong tadi diisi dengan kue-kue dari pihak calon dara baro, acara balah idang ini dilaksanakan bisa langsung atau setelah beberapa hari kemudian. Dalam kesempatan ini sekaligus dibicarakan hari, tanggal pernikahan, jeulame (mas kawin), peng angoh (uang hangus), jumlah rombongan pihak linto serta jumlah undangan.  Menurut norma adat, bila ikatan pertunangan putus di tengah jalan disebabkan oleh pihak pria, maka tanda emas tersebut akan dianggap hilang. Apabila putusnya hubungan penyebabnya pihak wanita, maka pihak wanita harus mengemblikan tanda emas tersebut dua kali lipat.

Prosesi pernikahan:
Sesudah tanggal pernikahan dan mahar ditetapkan maka persiapan menuju perosesi pernikahan, ritual yang biasanya dilakukan oleh calon pengantin wanita adalah berinai dimana sang pengantin wanita selama 3 malam berturut memakai inai pada tangan dan kaki, kemudian sang calon pengantin pria dan wanita juga di peusijuk (tepung tawar) oleh kerabat dekat mereka di rumah masing masing mempelai, karena keduanya baru akan bertemu di hari akad nikah.
 
 
Hari pernikahan (peugatib)
Pernikahan biasanya di lakukan di rumah pihak mempelai wanita atau di mesjid terdekat, biasanya mempelai wanita menunggu sampai ijab Kabul selesai baru kemudian menemui sang suami Sesudah prosesi akad nukah seles
ai kedua mempelai akan ek sandeng pelamin (disandingkan di pelaminan), dalam adat aceh ada prosesi intat linto (mengantar mempelai pria ke rumah wanita), acara setelah akad nikah di rumah mempelai wanita menunggu sang mempelai pria datang di antar oleh rombongan, ketika rombongan sudah sampai  dirumah mempelai wanita maka mempelai pria akan di sambut oleh mempelai wanita dan keluarga, sebelum masuk kedalam rumah dan disandingkan terlabih dahulu rombongan mempelai pria disambut dengan tarian ranup lampuan, setelah tarian usai rombongan pun masuk dan kedua pegantin di sanding di atas pelaminan, kemudian kembali di peusijuk (tempung tawar) oleh kedua orang tua dari kedua belah pihak dan keranat yang dituakan secara bergantian. Kemudian kepala rombongan dan sang tuan rumah menyampaikan sepatah dua patah kata sambutan.

Berselang beberapa hari kemudian di adakan prosesi tueng dara baro( menunggu mempelai wanita) di rumah mempelai pria oleh seluruh karib kerabat, orang tua dari mempelai pria, prosesi saja sama seperti yang dilakukan pada acara intan linto.

Pada masa lampau  kaum bangsawan selalu membuat upacara pernikahan dirumah calon mempelai wanita (dara baro). Pernikahan (peugatip) dilakukan beberapa hari sebelum upacara wo linto/meukeurija (pesta) . Sebelum meukeurija diadakan meudeuk pakat (bermufakat) dengan orang tua adat, dan anggota keluarga serta pemuka masyarakat yang terdiri dari tuha peet (penasehat) , kechik gampong (kepala desa), ‘Imum meunasah (imam langgar). Biasanya musyawarah dipimpin oleh orang tua calon mempelai wanita (daro baro, atau yang mewakili-nya)

Dalam upacara perkawinan Aceh, makanan kecil atau kue-kue tidak boleh ditinggalkan adalah buluekat dengan tumpo (ketan), manok panggang (ayam panggang), buleukat dengan pisang teu peungat atho kaya (ketan dengan srikaya), dodoi (dodol), wajek, halua, meuseukat, thimpan serta kue-kue kering yang disebut reumok tho, kekarah, kembang goyang (kembang loyang bhoi/bolu) bungong kaye (bunga kayu), sedangkan lauk-pauk yang biasa dihidangkan pada pesta anatara  lain :

•  Gule boh panah (sayur nangka khas Aceh)
•  Masak keuruema/masak puteh (masak semacam opor)
•  Shie masak mirah (daging masak merah)
•  Semur Aceh
•  Engkot tumeh (ikan tumis khas Aceh)
•  Engkot masam keung (ikan masam asam pedas)
•  Udeung tumeh (tumis udang khas Aceh)
•  Shie cuka (daging masak cuka)
•  Sambai gureng ate (sambal goreng ati)
•  Boh itek jruek (telur bebek asin)
•  Boh reuteuk crah (tumis kacang panjang)
 
Diatas ini adalah hal-hal terkait adat Aceh yang sebaiknya untuk dilakukan dalam suatu pernikahan yang menjunjung tinggi budaya Aceh karena selain agama, budaya setempat memiliki peranan penting pula dalam tatanan bermasyarakat. Islam adalah agama yang diperuntukkan untuk seluruh alam, artinya agama Islam memiliki ajaran-ajaran yang dapat diaplikasikan di seluruh budaya yang ada di dunia tanpa menghilangkan corak asli budaya yang khas dari setiap daerah. subhanallah! tidak ada kewajiban memang sebagai seorang muslim untuk menyelenggarakan pernikahan sesuai dengan adat setempat dan menyelenggarakan pernikahan sesuai dengan adat tidak ada larangannya selagi tidak bertentangan dengan syariat dan akidah. Penyelenggaraan pernikahan dengan menggunakan adat Aceh sebagai contoh sama sekali tidak ada hal-hal yang melanggar syariat dan akidah sehingga insyaALLAH tergolong dalam kategori Islami. 

Semoga bermanfaat bagi para pemuda dan pemudi yang hendak menyegerakan sunah rasul ini. Semoga barokah!

Minggu, 11 Desember 2011

Sabtu yang haru dan sesuatu!


Hari ini kuawali dengan shalat shubuh berjamaah di mushola yang sudah tak lagi asing bagi khidupan ku selama menjadi mahasiswa di kampung Dramaga ini dikala beberapa sahabat Baitussalam Boyz masih terlelap dalam mimpi-mimpi indah mereka yang melenakan. Ku hampiri sebuah laptop kesayangan salah satu dari mereka yang masih terlelap. Kunyalakan tombol ‘turn on’ nya dan segera dengan cepat di pagi yang masih gelap gulita ku menjelajahi dunia maya dengan harapan dapat mengetahui perkembangan dunia di hari itu lebih cepat dan lebih awal dari orang-orang lain. Sudah terpampang di hadapanku sebuah halaman www.blogspot.com. Ternyata sahabatku ini tadi malam dia menghabiskan sebagian waktunya untuk membuat blog pribadinya, terlihat halaman blognya yang hampir setengah jadi. Ada beberapa halaman blog lainnya juga yang mana pemiliknya juga merupakan teman-teman IPB ku yang kuliah sama jurusannya dengan sang pemilik laptop ini. teringat di benakku, aku pernah juga membuat blog pribadiku di awal tahun 2010, bernamakan chiasmataberkata.blogspot.com.  sayang rasanya, blog yang sudah ada beberapa posting hasil goresan tanganku dan beberapa gadgets yang mendukung ini tidak bisa kuedit dan masuk ke bagian dasbornya karena aku lupa dengan username dan password yang pernah kupakai. Lupa karena sudah lama rasanya ku tak mengunjungi halaman blog ini.
Oiya insyaAllah berharap selalu kemudahan dan keberkahan Allah SWT  untuk pernikahan saya dengan bunga gampong di Aceh yang juga mahasiswi IPB, Rafiatul Rahmah binti Rafiuddin, di akhir Januari nanti. 42 hari menjelang hari yang pasti sangat membahagiakan bagi kami berdua dan sekeluarga karena hari yang ditunggu akhirnya akan segera tiba. Dengan halaman blogspot yang menganga lebar di hadapanku, dengan antusiasme yang tinggi ku selancarkan pointer dan huruf2 yang ada pada papan keyboard untuk membuat satu halaman blog mengenai kehidupan kami berdua dan keluarga ke depannya. Ku beri nama rezarahmah.blogspot.com. blog ini sengaja aku buat guna berbagi pada dunia tentang profile kami berdua, visi misi hidup kami, cerita-cerita penuh hikmah dan pelajaran dan juga program-program kami menuju keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah wa rabboun ghoffur. Kami siap untuk menjadi teladan bagi dunia, khususnya pemuda dan mahasiswa yang menyegerakan menggenapkan setengah agamanya. Jadi sudah blog ini dengan judul ‘Dermaga Impian Kami untuk Aceh dan Indonesia’, postingan pertamaku yang berjudul ‘Harapan Kami untuk Aceh dan Indonesia’ dan beberapa gadgets pendukung (share it, twitter updates dan event). Ku masukkan beberapa informasi penting pada gadgets event ‘ Barokah Wedding’, meliputi nama lengkap pasanganku, tempat dan waktu pernikahan juga ada peta google map yang menunjukkan daerah dimana perhelatan bersejarah dan sakral antara kami berdua nanti diselenggarakan.
Setelah bermimpi dan bahagia rasanya berhasil membuat halaman blog tersebut, ku lanjutkan penelurusan dan penjelajahan ku di dunia maya untuk mencari materi berupa short video dan musik serta membuat slide powerpoint sebagai persiapan pemberian Achievement Motivation training di siang hari di hadapan para pejuang koperasi mahasiswa IPB. Persiapan ku hampir matang, ku lansung bergegas menyiapkan diri menuju Audithorium Thayyib, siap berbagi motivasi dan inspirasi. Pada AMT itu, ku putar di awal sebuah lagu dengan judul ‘Aku Cinta Koperasi’ yang diikuti dengan goyangan kepala oleh para anggota KOPMA, ternyata tidak ada satupun anggota dan pengurus KOPMA pernah mendengar sebelumnya. Aku ajak mereka menyamakan beberapa persepsi tentang memaknai arti hidup  dan motivasi yang abadi. Bagiku motivasi yang abadi adalah motivasi yang muncul dari hati dan keyakinan yang mendalam akan suatu yang abadi pula. Setelah selesai berbagi cerita pengalaman dan inspirasi, Arie, seorang mahasiswa baru tingkat persiapan bersama, sejak awal sudah hadir di dalam gedung dan menunggu cukup lama dengan semangatnya yang menyala-nyala, kami bertemu dan berdiskusi banyak mengenai proyeksinya ke depan dan permintaan langsung dari dirinya kepada aku untuk menjadi Sang Murobbi. Serasa ada tetesan air yang menyegarkan kembali jiwaku yang kering kerontang, kekurangan nutrisi iman.  Ku sambut permohonan itu dengan kesanggupan dan semangat tarbiyah yang menggebu-gebu. Akhirnya, aku memiliki binaan lagi tuk sekian lamany tak ada seorangpun.  Setiap rabu malam rencananya kami akan rutin melakukan pertemuan. Bismillah!
Sudah kurencanakan dari seminggu yang lalu, sabtu sore ini adalah jadwal kepulanganku ke rumah tempat idaman keluarga dan tempat ku memohon doa restu atas segala upaya dan daya yang kulakukan karena ku yakin ridho Allah SWT ada pada ridho orangtua. Alhamdulillah, ada satu kotak brownies kesukaanku ‘Mr Brownco’ dan teh rosella buatan alumni ilmu dan teknologi pangan ‘Mayroz’ teh dari kelopak bunga Rosella, pemberian KOPMA IPB sebagai bentuk apresiasi mereka. Kumasukkan laptop di tas kecil OYW, dan beberapa bungkus tepung ubi jalar HURIP. Tepung ubi ini produk masyarakat lokal desa Cikarawang hasil olahan ubi jalar yang mereka tanam sendiri di beberapa lahan pertanian yang mereka miliki. Saya punya mimpin suatu ketika nanti mungkin tiga tahun ke depan, Desa Cikarawang akan menjadi model agroindustri pedesaan yang maju dan berdaya saing tinggi. Saya sebagai mahasiswa pertanian siap sedia membantu mewujudkan itu semua. InsyaALLAH karena ada pancaran semangat dan kebulatan tekad yang besar dari masyarakat lokal setempat untuk maju dan bangkit dari keterpurukan.
Selama perjalanan pulang menuju Bekasi dengan sepeda motor baruku yang bekas, ku perhatikan kanan kiri jalan, memastikan ada tidaknya toko kue yang kira-kira bisa menjadi pelanggan tepung ubi jalar ku. Ada dua toko kue yang membeli tepung ubi jalarku ini yang kaya antioksidan. Ku berharap mereka akan menjadi pelanggan setia tepung ubi jalar. Di perjalanan menuju Bekasi, di dalam commuter line, Ummi calon mertua ku menelpon dari kejauhan dengan telpon selulernya. Ummi memberitahukan aku bahwasanya abi sudah membelanjakan uang kiriman ku beberapa hari yang lalu berupa emas sekian mayam. Semoga barokah! Sesampainya di rumah setelah perjalanan dengan sepeda motor,commuter line, krl ekonomi, mikrolet dan beck, aku tiba di depan rumah tepat pukal 20.30. dengan wajah yang ceria dan bahagia walau ibu tahu aku sangat lapar. Seperti biasanya bercanda, tertawa, saling menasehati satu sama lain, diskusi mengenai persiapan ku menuju pernikahan nanti di akhir Januari, kami lakukan dengan lepas dan lega. Kakakku hamil dengan usia 7 bulan, berarti bulan Februari pertengahan, aku akan mendapatkan keponakan baru, laki2 katanya sesuai dengan hasil USG. Adikku Fajar, yang mendapatkan tawaran amanah menjadi Ketua BEM jurusan yang bimbang dengan kesibukkan mengajar yang ia tekuni. Ayah yang masih dalam kondisi pincang sebelah karena stroke yang dideritanya sejak Mei yang lalu tapi masih bersemangat untuk melunaskan hutang-hutangnya dengan cara menagih piutang yang dimilikinya. Ibu pahlawan keluarga yang berjuang menjadi isteri yang melayani suami di pagi hari memandikan dan membuat sarapan, pendidik anak-anak harapan bangsa dan ibu rumah tangga yang bekerja menunaikan semua pekerjaan rumah tangganya.
Inilah sepenggal kisah ku di hari sabtu yang haru. Semoga dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi diriku dan kamu. Alhamdulillah!

Jumat, 09 Desember 2011

Harapan Kami untuk Aceh dan Indonesia

Harapan haruslah ada dalam setiap diri insan manusia yang mendambakan suatu kemajuan
Harapan harus senantiasa tumbuh bersemi dalam taman hati insan manusia yang mendambakan kebangkitan
Harapan pada tanah kelahiran dan negara asal merupakan suatu yang mutlak harus ada pada setiap insan manusia yang mendambakan kesuksesan yang hakiki
Harapan itu ibarat dermaga di ujung pulau manusia yang mengantarkan manusia menuju luasnya samudera hikmah dan terbitnya matahari kebangkitan
Hanya dengan harapan lah hidup kita akan terus dan selalu terpompa untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari
Harapan Kami untuk Aceh dan Indonesia
kami sadari sepenuh jiwa, segenap asa dan seluruh cinta bahwasanya kami bersatu padu, memadu cinta dan kasih semata-mata untuk berjuang di jalan Allah SWT, melakukan syiar agamaNya yang penuh dengan kedamaian dan kebahagiaan sejati dan berusaha menjadi insan paripurna yang bermanfaat luas bagi kehidupan di muka bumi. inilah hakikat hidup yang kami pahami, hidup mulia atau mati sebagai asyuhada yang harum semerbak taman surga. oleh karenanya, sejak kami bersatu padu inilah kami harus berbuat melalui karya-karya kami untuk Allah SWT sebagai pengabdian tertinggi kami pada Sang Khalik, untuk Aceh tercinta sebagai tanah leluhur nenek moyang kami sebagai wujud syukur kami (putra-putri Aceh) dan Indonesia pusaka bangsa dan negara dimana kami dilahirkan, ditempa dan dibesarkan.

Kami punya harapan besar untuk Aceh dan Indonesia. kami berharap Nanggroe Aceh Darussalam dapat menjadi model daerah yang menerapkan syariah pertama di Indonesia tidak hanya dari aspek hukum syariah yang ditegakkan, melainkan terbentuknya kehidupan masyarakat madani syariah mulai dari aspek pendidikan, ekonomi, hukum, sosial, budaya, ideologi sampai dengan pemerintahan. kami juga berharap Nanggroe Aceh Darussalam dapat menjadi model daerah dengan pembangunan pertanian pedesaan yang maju mulai dari kemajuan pertanian hulu sampai dengan hilir. kami yakin harapan ini bukan mimpi belaka melainkan cita-cita yang nyata karena Aceh punya historis kejayaan dan sejuta potensi untuk menggapai harapan besar tersebut. There is a hope, There is a way!

 Selain untuk Aceh tercinta, kami berdua juga punya harapan besar untuk Indonesia. kami berharap Indonesia dengan segala kekayaan sumber daya alam, khasanah budaya, letak geografis yang strategis, kejayaan historis sejak dulu kala yang menginspirasi dan jumlah sumber daya manusia yang melimpah, dapat mengawali kebangkitan dunia yang telah lama dinanti-nantikan. Seorang ulama Timur Tengah mengatakan bahwa kebangkitan Islam dan dunia akan diawali dengan kebangkitan suatu bangsa di negeri nun jauh di timur sana. suatu negeri yang kini masih terpuruk dengan segala problematika yang menggerogoti setiap sendi-sendi kehidupan dari hari ke hari. hal ini tidak membuat kami pesimis karena kami sadari terpaan problema tersebut bertanda bahwa akan hadir cahaya kebangkitan yang akan menyinari seluruh problema yang menerpa negeri ini. ini semua sudah menjadi sunnatullah atau ketentuan Allah. habis gelap terbitlah terang!

Kami berdua hanyalah manusia yang lemah tanpa izin dari Nya
Harapan besar kami hanya akan menjadi mimpi dan retorika belaka tanpa kerja keras dan kerelaanNya
Bahtera Harapan telah kami sandarkan pada DERMAGA IMPIAN kami
Kini hanya Allah sajalah tempat kami berlabuh dan hanya dengan Dialah Bahtera Harapan itu akan berlayar dengan kokoh tahan menghadapi ombak dan batu karang dan sampai kembali di tepian Dermaga untuk menjadi teladan di masa yang akan datang. Man jadda wa jadaa! Bismillah.