Kamis, 18 September 2014

MEA 2015, Masyarakat Aceh Harus Berbuat Apa?



Januari 2015, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akan diberlakukan di seluruh negara yang ada di kawasan Asia Tenggara. Pada saat itu, seluruh aktivitas dan transaksi masyarakat antar negara di ASEAN akan menjadi mudah seperti halnya saat ini kita beraktivitas dan transaksi dengan masyarakat antar wilayah dan pulau di Indonesia, bebas tanpa hambatan yang berarti. Pertemuan para pengusaha dan pemerintah tiga negara (Indonesia, Thailand dan Malaysia) pun telah diselenggarakan dalam rangka menyambut MEA 2015 yang diinisiasi oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah. Inisiatif pemerintah Aceh menyelenggarakan pertemuan tersebut patut diacungi jempol karena pertemuan tersebut telah memberikan kesadaran dan peringatan dini kepada masyarakat Aceh bahwa MEA 2015 akan segera tiba dan masyarakat Aceh harus mengambil peran aktif sebagai playmaker bukan penonton lagi.  Apalagi saat ini masyarakat Aceh sudah cukup merasakan keamanan dan kenyamanan dalam beraktivitas di tanah serambi mekkah setelah sekian lama hidup dalam  konflik yang berkepanjangan dan bencana tsunami. Inilah momen yang tepat sebagai titik balik masyarakat Aceh untuk mengembalikan kejayaan masa lampau. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh masyarakat Aceh

Perubahan Mental dan Pola Berpikir
Masyarakat Aceh dulu dikenal sebagai masyarakat dengan mental pejuang yang gigih pantang menyerah dan mampu bersaing secara terbuka dan sehat. Mengembalikan mental masyarakat Aceh seperti dulu adalah hal pertama yang penting untuk dilakukan. Hal kedua yang juga penting adalah membentuk pola pikir masyarakat Aceh yang maju. Pola berpikir yang tenang dengan pemikiran dan ide cerdas (intelektual), hati  (nurani) yang ikhlas dan iman yang kuat, bukan hanya mengandalkan otot dan senjata apalagi hanya obrolan lepas warung kopi yang tidak membawa perubahan apapun, selain sampah kopi dan puntung rokok.  Langkah besar yang harus dilakukan masyarakat Aceh dalam memperkuat mental dan mempertajam pola pikir adalah 1) kembali mempelajari dan mengilhami sejarah kejayaan Aceh masa lampau, 2) menghidupkan budaya membaca, menulis dan berbahasa inggris dalam aktivitas pertemanan dan keluarga, 3) melakukan diskusi yang membangun secara aktif dan berkelanjutan, 4) senantiasa membangun hubungan dan kerjasama yang baik dengan orang non Aceh dan sesama orang Aceh dan 5) berupaya keras dan sekuat tenaga dapat mengenyam pendidikan formal setinggi-tingginya. Keempat langkah besar ini adalah langkah strategis yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat Aceh agar mental dan pola pikir masyarakat Aceh menjadi lebih baik dan maju. Mental dan pola pikir yang maju adalah kunci utama masyarakat Aceh dapat menjadi pemain dalam era MEA 2015 nanti.

Tekad Kuat Mengisi Pos Pembangunan Aceh
Saat ini Aceh berada dalam kondisi pembangunan yang membutuhkan banyak sumber daya manusia yang handal dan berintegritas. Bantuan dana otonomi khusus, donasi luar negeri, investasi dalam luar negeri dan APBD Aceh merupakan sumber keuangan yang sebenarnya sangat cukup untuk merealisasikan program program pembangunan di Aceh secara bertahap dan berkelanjutan. Hanya saja segala bentuk pemangkasan dana pembangunan tersebut masih kerap terjadi sehingga tidak sepenuhnya memberikan manfaat kepada masyarakat sebagaimana mestinya. Bahkan, dana dana tersebut sebagian besar tidak terserap dikarenakan permasalahan non teknis yang menyebalkan. Akar permasalahan dari berbagai permasalahan di atas adalah kurangnya sumber daya manusia yang handal dan berintegritas untuk mengisi pembangunan Aceh. Langkah strategis menyelesaikan permasalahan ini adalah 1) SDM yang handal dan berintegritas yang sudah ada harus menebar semangat dan kemampuan mereka kepada sebagian besar masyarakat Aceh, 2) SDM yang handal dan berintegritas itu juga harus bertekad mencetak pioneer-pioneer  baru untuk bersama mengisi pos pembangunan di Aceh dan 3) SDM handal yang saat ini berada di luar Aceh juga harus memberikan dukungan sekuat tenaga dalam bentuk apapun kepada SDM yang berada di Aceh. Intinya adalah semua elemen masyarakat harus bertekad kuat mengisi pos pembangunan di Aceh demi kemajuan bersama bukan kemajuan pribadi, keluarga, kelompok dan golongan tertentu saja. 

Memberikan Jaminan Keamanan dan Kenyamanan Bagi Investor
Sudah begitu banyak investor ingin menanamkan modal mereka di tanah Serambi Mekkah ini. Akan tetapi persoalan kepastian keamanan dan kenyamanan masih menjadi hambatan besar untuk melangkah lebih lanjut terkait investasi di Aceh. Mental berjuang dan bersaing secara sehat, pola pikir yang maju dan tekad yang kuat untuk mengisi pos pembangunan di Aceh adalah tiga pondasi utama masyarakat Aceh dalam rangka menghadapi MEA 2015. Ketiga pondasi tersebut dapat menstimulus kesadaran masyarakat Aceh memberikan jaminan keamanan dan kenyaman berinvestasi di Aceh, bersama jajaran TNI dan POLRI. Adanya jaminan keamanan dan kenyamanan dari masyarakat Aceh menjadi jawaban atas keraguan investor menanamkan modalnya di Aceh. Jaminan keamanan dan kenyamanan ini dapat dilakukan dalam bentuk deklarasi adat atau pakta kesepemahaman (MoU). Pencitraan kondisi yang aman dan kondusif untuk dunia investasi juga perlu dilakukan oleh masyarakat Aceh melalui sikap dan perilaku sehari-hari.

Ketiga hal yang telah dipaparkan di atas adalah hal-hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat Aceh agar masyarakat Aceh dapat berfungsi sebagai playmaker MEA 2015. Momentum besar kebangkitan Aceh akan segera tiba. Akankah masyarakat Aceh dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk bangkit dari masa transisi atau membiarkan momentum itu lewat karena sudah puas dan nyaman dalam kondisi yang tenang ini?
“Sejarah kepahlawanan (kebangkitan) hanya dapat terjadi jika terdapat momentum dan kemampuan. Momentum tanpa kemampuan tidak akan menjadi sejarah. Kemampuan tanpa ada momentum juga tidak akan menjadi sebuah sejarah”


Rabu, 20 Agustus 2014

Aceh (kini) Madani, InsyaALLAH!

"Di geutanyo meugah pi tan. Areuta pi tuah (tan) han sapue na
Peu cit lale he bangsawan. Tipee syeutan gata nyoe dumna
Kaya Sulaiman ngon meugah that. Donya akhirat that sijahtra
Seudekah le that han ta khimah. Dumna umat neupu beulanja
Keupeu kaya keupeu meugah. Tuwo keu Allah sia-sia"
Kutipan Hikayat Perang Sabil dari pusaka2aceh.wordpress.com

Syair Aceh di atas memberikan saya sebuah penyadaran dan pemahaman bahwasanya kehiduan manusia harus berorientasi pada keridhaan ALLAH semata dan kekayaan, kekuasaan dan jabatan bukanlah yang utama melainkan kebaikan yang mengalir dengan senantiasa mengingat Sang Maha Pencipta, ALLAH Azza Wa Jala - lah yang paling utama. 

Menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yg ditopang oleh penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yg berperadaban adalah definisi 'madani' menurut KBBI. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa prinsip dasar madani-nya suatu daerah terkandung dalam makna syair Aceh di atas. Iman yang kuat, pemahaman ilmu dunia dan akhirat yang baik juga peradaban yang maju adalah susunan-susunan kata yang dapat dielaborasi dari syair Aceh di atas. Orang Aceh sejak dulu berarti sudah memahami arti dan makna dari kata 'madani'. Bahkan Aceh dulu di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda merupakan kerajaan dengan wilayah kekuasaan yang hidup madani.Rakyat hidup sejahtera dengan bertani dan berdagang. rakyat juga memegang penuh keyakinan agama Islam. rakyat dan memiliki hubungan yang erat dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Aceh (doeloe) madani, MasyaALLAH!

InsyaALLAH, ya InsyaALLAH merupakan kata yang tepat untuk diucapkan saat ini untuk Aceh madani. dalam satu bulan ini saya menemukan banyak bukti kehiduan yang real bagaimana tokoh-tokoh Aceh, anak muda Aceh dan masyarakat umum Aceh tengah berjuang mewujudkan prinsip-prinsip hidup yang madani. Berjuang melawan gempuran budaya asing dan bisikan syetan yang merusak moral dan keyakinan masyarakat Aceh. Ulama, umara' dan ilmuwan bersatu di Aceh dalam menegakkan syariat Islam yang sempurna dan menyeluruh. tidak diberikan izin di Aceh bagi pengusaha yang ingin membuka tempat-tempat hiburan yang menjerumuskan masyarakat dalam lubang kemaksiatan. Selain itu, mereka juga berjuang agar ekonomi dan pendidikan Islam menjadi prioritas dalam pembangunan Aceh di masa yang akan datang. 

Kami, anak muda Aceh, yang terdidik siap senantiasa menjadi pendukung utama gerakan-gerakan yang bertujuan mewujudkan Aceh madani dimana rakyat hidup sejahtera dengan keimanan yang kuat, keilmuan yang baik dan peradaban yang mulia. Aceh Madani: InsyaALLAH! We will fight for it!

"Kemajuan suatu bangsa ada di telapak tangan dan genggaman anak-anak mudanya"
Reza,2014





Senin, 04 Agustus 2014

Meraih Kebahagiaan yang Hakiki

"Ummi, apa ummi sudah bahagia hidup bersama Abi?"

"Abi mau memberikan ummi kebahagiaan yang hakiki, bukan dengan bergelimpangan harta, tingginya kekuasaan, ketampanan yang tiada tandingan dan tingginya pengakuan sosial pada kita, melainkan kebahagiaan ruh dan hati yang bisa didapat ketika kita sudah berada di Serambi Mekkah sana"
"InsyaALLAH, abi usahakan kita bisa pulang secepatnya. Kita terus memohon ridho ALLAH agar semua keputusan - keputusan besar ini selalu dalam lindungan kasih sayangNya"

Alhamdulillah wa syukrulillah. Akhir bulan Mei 2014, kami berangkat dari Jakarta menuju Aceh meninggalkan keluarga (saya), sahabat dan semua peluang2 karir dan wirausaha di Jakarta. Keluarga Aceh menyambut dengan suka cita dan haru. Nampak kebahagiaan yang sejati dari wajah istriku, wajah mertua dan semua sodara di Aceh melihat kehadiran dan tekad kami untuk menetap di Aceh. Kami yakin janji ALLAH, barangsiapa yang memberikan kebahagiaan dalam jiwa-jiwa muslim yang lain, ALLAH akan berikan juga kebahagiaan yang sejati dalam jiwa ini. Betul, kami rasakan itu suatu kebahagiaan yang belum pernah kami rasakan sebelumnya.

Alhamdulillah wa syukrulillah. Allah berikan pengganti semua peluang karir dan wirausaha di Jakarta dengan peluang karir dan wirausaha di Aceh. sebelumnya jujur saya dan mungkin banyak dari orang Aceh yang sudah lama tinggal di Jakarta tidak mau kembali ke Aceh karena khawatir dan ragu akan masa depan mereka. Mereka lebih memilih untuk hidup di luar Aceh, Jakarta karena dilihat tersedia beribu peluang yang bisa diraih. tapi kami berpikir lain! terbukti ALLAH tidak tidur dan ALLAH berikan imbalan atas upaya kami. Saya diterima kerja di Manajemen Ayam Lepaas Nusantara dan beberapa peluang-peluang menarik lainnya. Alhamdulillah ya ALLAH. terimakasih atas doa-doa mu.

Alhamdulillah wa syukrulillah. Anak kami Muhammad Fatih Fahlevi juga turut bahagia terlihat dari tawa canda dan tingkah lakunya yang kian hari semakin cerdas. Lingkungan tempat tinggal kami sangat bagus untuk tumbuh kembang Fatih. udara yang masih bersih, air yang masih alami, kebun sayur dan buah di samping rumah, ikan sumber protein yang melimpah masih dalam kondisi segar (ikan laut), dan hewan ternak, ayam kampung, bebek, kambing, sapi yang bisa dengan mudah diraba, dipandang dan disantap oleh Fatih. Lingkungan keluarga dan masyarakat di Aceh juga dapat dikatakan jauh lebih baik dari lingkungan masyarakat di Jakarta. secara langsung atau tidak langsung, lingkungan seperti ini sangat mempengaruhi pembentukan karakter, tumbuh kembang jasmani dan kecerdasan Fatih.

Alhamdulillah wa syukrulillah. saya pribadi juga merasakan kenikmatan yang luarbiasa dapat tinggal menetap di Banda Aceh. selepas jam kantor, saya masih bisa menyempatkan diri untuk jogging di Blang Padang, cycling keliling Masjid Raya Baiturrahman, walking sore di Taman Sari. sabtu pagi bisa berenang lepas di Pantai Ulelee atau kayaking di beberapa sungai yang bermuara di banda aceh dan aceh besar dengan biaya cukup ongkos parkir. oh sungguh luarbiasa dan hal yang sulit untuk didapat di Jakarta.

"ummi, alhamdulillah ya"