Rabu, 20 Agustus 2014

Aceh (kini) Madani, InsyaALLAH!

"Di geutanyo meugah pi tan. Areuta pi tuah (tan) han sapue na
Peu cit lale he bangsawan. Tipee syeutan gata nyoe dumna
Kaya Sulaiman ngon meugah that. Donya akhirat that sijahtra
Seudekah le that han ta khimah. Dumna umat neupu beulanja
Keupeu kaya keupeu meugah. Tuwo keu Allah sia-sia"
Kutipan Hikayat Perang Sabil dari pusaka2aceh.wordpress.com

Syair Aceh di atas memberikan saya sebuah penyadaran dan pemahaman bahwasanya kehiduan manusia harus berorientasi pada keridhaan ALLAH semata dan kekayaan, kekuasaan dan jabatan bukanlah yang utama melainkan kebaikan yang mengalir dengan senantiasa mengingat Sang Maha Pencipta, ALLAH Azza Wa Jala - lah yang paling utama. 

Menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yg ditopang oleh penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yg berperadaban adalah definisi 'madani' menurut KBBI. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa prinsip dasar madani-nya suatu daerah terkandung dalam makna syair Aceh di atas. Iman yang kuat, pemahaman ilmu dunia dan akhirat yang baik juga peradaban yang maju adalah susunan-susunan kata yang dapat dielaborasi dari syair Aceh di atas. Orang Aceh sejak dulu berarti sudah memahami arti dan makna dari kata 'madani'. Bahkan Aceh dulu di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda merupakan kerajaan dengan wilayah kekuasaan yang hidup madani.Rakyat hidup sejahtera dengan bertani dan berdagang. rakyat juga memegang penuh keyakinan agama Islam. rakyat dan memiliki hubungan yang erat dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Aceh (doeloe) madani, MasyaALLAH!

InsyaALLAH, ya InsyaALLAH merupakan kata yang tepat untuk diucapkan saat ini untuk Aceh madani. dalam satu bulan ini saya menemukan banyak bukti kehiduan yang real bagaimana tokoh-tokoh Aceh, anak muda Aceh dan masyarakat umum Aceh tengah berjuang mewujudkan prinsip-prinsip hidup yang madani. Berjuang melawan gempuran budaya asing dan bisikan syetan yang merusak moral dan keyakinan masyarakat Aceh. Ulama, umara' dan ilmuwan bersatu di Aceh dalam menegakkan syariat Islam yang sempurna dan menyeluruh. tidak diberikan izin di Aceh bagi pengusaha yang ingin membuka tempat-tempat hiburan yang menjerumuskan masyarakat dalam lubang kemaksiatan. Selain itu, mereka juga berjuang agar ekonomi dan pendidikan Islam menjadi prioritas dalam pembangunan Aceh di masa yang akan datang. 

Kami, anak muda Aceh, yang terdidik siap senantiasa menjadi pendukung utama gerakan-gerakan yang bertujuan mewujudkan Aceh madani dimana rakyat hidup sejahtera dengan keimanan yang kuat, keilmuan yang baik dan peradaban yang mulia. Aceh Madani: InsyaALLAH! We will fight for it!

"Kemajuan suatu bangsa ada di telapak tangan dan genggaman anak-anak mudanya"
Reza,2014





Senin, 04 Agustus 2014

Meraih Kebahagiaan yang Hakiki

"Ummi, apa ummi sudah bahagia hidup bersama Abi?"

"Abi mau memberikan ummi kebahagiaan yang hakiki, bukan dengan bergelimpangan harta, tingginya kekuasaan, ketampanan yang tiada tandingan dan tingginya pengakuan sosial pada kita, melainkan kebahagiaan ruh dan hati yang bisa didapat ketika kita sudah berada di Serambi Mekkah sana"
"InsyaALLAH, abi usahakan kita bisa pulang secepatnya. Kita terus memohon ridho ALLAH agar semua keputusan - keputusan besar ini selalu dalam lindungan kasih sayangNya"

Alhamdulillah wa syukrulillah. Akhir bulan Mei 2014, kami berangkat dari Jakarta menuju Aceh meninggalkan keluarga (saya), sahabat dan semua peluang2 karir dan wirausaha di Jakarta. Keluarga Aceh menyambut dengan suka cita dan haru. Nampak kebahagiaan yang sejati dari wajah istriku, wajah mertua dan semua sodara di Aceh melihat kehadiran dan tekad kami untuk menetap di Aceh. Kami yakin janji ALLAH, barangsiapa yang memberikan kebahagiaan dalam jiwa-jiwa muslim yang lain, ALLAH akan berikan juga kebahagiaan yang sejati dalam jiwa ini. Betul, kami rasakan itu suatu kebahagiaan yang belum pernah kami rasakan sebelumnya.

Alhamdulillah wa syukrulillah. Allah berikan pengganti semua peluang karir dan wirausaha di Jakarta dengan peluang karir dan wirausaha di Aceh. sebelumnya jujur saya dan mungkin banyak dari orang Aceh yang sudah lama tinggal di Jakarta tidak mau kembali ke Aceh karena khawatir dan ragu akan masa depan mereka. Mereka lebih memilih untuk hidup di luar Aceh, Jakarta karena dilihat tersedia beribu peluang yang bisa diraih. tapi kami berpikir lain! terbukti ALLAH tidak tidur dan ALLAH berikan imbalan atas upaya kami. Saya diterima kerja di Manajemen Ayam Lepaas Nusantara dan beberapa peluang-peluang menarik lainnya. Alhamdulillah ya ALLAH. terimakasih atas doa-doa mu.

Alhamdulillah wa syukrulillah. Anak kami Muhammad Fatih Fahlevi juga turut bahagia terlihat dari tawa canda dan tingkah lakunya yang kian hari semakin cerdas. Lingkungan tempat tinggal kami sangat bagus untuk tumbuh kembang Fatih. udara yang masih bersih, air yang masih alami, kebun sayur dan buah di samping rumah, ikan sumber protein yang melimpah masih dalam kondisi segar (ikan laut), dan hewan ternak, ayam kampung, bebek, kambing, sapi yang bisa dengan mudah diraba, dipandang dan disantap oleh Fatih. Lingkungan keluarga dan masyarakat di Aceh juga dapat dikatakan jauh lebih baik dari lingkungan masyarakat di Jakarta. secara langsung atau tidak langsung, lingkungan seperti ini sangat mempengaruhi pembentukan karakter, tumbuh kembang jasmani dan kecerdasan Fatih.

Alhamdulillah wa syukrulillah. saya pribadi juga merasakan kenikmatan yang luarbiasa dapat tinggal menetap di Banda Aceh. selepas jam kantor, saya masih bisa menyempatkan diri untuk jogging di Blang Padang, cycling keliling Masjid Raya Baiturrahman, walking sore di Taman Sari. sabtu pagi bisa berenang lepas di Pantai Ulelee atau kayaking di beberapa sungai yang bermuara di banda aceh dan aceh besar dengan biaya cukup ongkos parkir. oh sungguh luarbiasa dan hal yang sulit untuk didapat di Jakarta.

"ummi, alhamdulillah ya"