"Di geutanyo meugah pi tan. Areuta pi tuah (tan) han sapue na
Peu cit lale he bangsawan. Tipee syeutan gata nyoe dumna
Kaya Sulaiman ngon meugah that. Donya akhirat that sijahtra
Seudekah le that han ta khimah. Dumna umat neupu beulanja
Keupeu kaya keupeu meugah. Tuwo keu Allah sia-sia"
Peu cit lale he bangsawan. Tipee syeutan gata nyoe dumna
Kaya Sulaiman ngon meugah that. Donya akhirat that sijahtra
Seudekah le that han ta khimah. Dumna umat neupu beulanja
Keupeu kaya keupeu meugah. Tuwo keu Allah sia-sia"
Kutipan Hikayat Perang Sabil dari pusaka2aceh.wordpress.com
Syair Aceh di atas memberikan saya sebuah penyadaran dan pemahaman bahwasanya kehiduan manusia harus berorientasi pada keridhaan ALLAH semata dan kekayaan, kekuasaan dan jabatan bukanlah yang utama melainkan kebaikan yang mengalir dengan senantiasa mengingat Sang Maha Pencipta, ALLAH Azza Wa Jala - lah yang paling utama.
Menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yg ditopang oleh penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yg berperadaban adalah definisi 'madani' menurut KBBI. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa prinsip dasar madani-nya suatu daerah terkandung dalam makna syair Aceh di atas. Iman yang kuat, pemahaman ilmu dunia dan akhirat yang baik juga peradaban yang maju adalah susunan-susunan kata yang dapat dielaborasi dari syair Aceh di atas. Orang Aceh sejak dulu berarti sudah memahami arti dan makna dari kata 'madani'. Bahkan Aceh dulu di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda merupakan kerajaan dengan wilayah kekuasaan yang hidup madani.Rakyat hidup sejahtera dengan bertani dan berdagang. rakyat juga memegang penuh keyakinan agama Islam. rakyat dan memiliki hubungan yang erat dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Aceh (doeloe) madani, MasyaALLAH!
InsyaALLAH, ya InsyaALLAH merupakan kata yang tepat untuk diucapkan saat ini untuk Aceh madani. dalam satu bulan ini saya menemukan banyak bukti kehiduan yang real bagaimana tokoh-tokoh Aceh, anak muda Aceh dan masyarakat umum Aceh tengah berjuang mewujudkan prinsip-prinsip hidup yang madani. Berjuang melawan gempuran budaya asing dan bisikan syetan yang merusak moral dan keyakinan masyarakat Aceh. Ulama, umara' dan ilmuwan bersatu di Aceh dalam menegakkan syariat Islam yang sempurna dan menyeluruh. tidak diberikan izin di Aceh bagi pengusaha yang ingin membuka tempat-tempat hiburan yang menjerumuskan masyarakat dalam lubang kemaksiatan. Selain itu, mereka juga berjuang agar ekonomi dan pendidikan Islam menjadi prioritas dalam pembangunan Aceh di masa yang akan datang.
Kami, anak muda Aceh, yang terdidik siap senantiasa menjadi pendukung utama gerakan-gerakan yang bertujuan mewujudkan Aceh madani dimana rakyat hidup sejahtera dengan keimanan yang kuat, keilmuan yang baik dan peradaban yang mulia. Aceh Madani: InsyaALLAH! We will fight for it!
"Kemajuan suatu bangsa ada di telapak tangan dan genggaman anak-anak mudanya"
Reza,2014