Kamis, 22 Desember 2011

Muhamad Reza Pahlevi, sang Pemuda Kota yang beruntung

Allah SWT telah meniupkan ruh seorang manusia pada rahim seorang ibu yang mulia dan menitipkan kepadanya amanah sebagai khalifah dan da'i pada bulan keempat sejak tanda kehamilan tampak.Ketika itu ALLAH juga telah menetapkan rezeki dan jodoh yang terbaik kepada seorang anak manusia.

Biografi-ku sampai tahun 2011

Aku dilahirkan dari campuran keluarga pengusaha dan pendidik tulen, keduanya keturunan suku Aceh dan Ibu ada campuran antara Sunda dan Aceh. kedua kakek-ku memiliki posisi strategis pada zamannya sebagai Gecik Gampong dan pejabat teras yang menaungi pendidikan se provinsi Aceh. keduanya memang memiliki catatan kepemimpinan yang luarbiasa. aku sadari bakat kepemimpinan itu melekat kuat padadiriku. suatu hari nanti, aku yakin insyaALLAH dapat kembali menggoreskan catatan kepemimpinan yang pernah digoreskan oleh kedua kakekku kelak nanti di negeri Serambi Mekkah.

Pasar Enjok: rumah pertamaku:)

Aku lahir tepatnya pada tanggal 27 Desember 1987 di kota Medan, Sumatera Utara. lima tahun aku dibesarkan oleh ibu asuh karena setengah hari lamanya ibuku harus pergi mengajar di rumah yang terbilang sangat luas untuk ukuran sekarang. terdapat balai tempat kami shalat dan belajar qur'an, kebun tebu, pohon jambu, di bibir mulut sungai kecil dan halaman tanah yang luas biasanya ku bermain sepeda, layang2 dan kembang api. Setelah lima tahun lamanya, ayah dan sekeluarga merantau ke Jakarta. pertama kali, kami tinggal di sebuah apotik tua, di tengah2 pasar, pasar 'Enjok' orang menyebutnya. aku menyelesaikan studi ku di TK AB-Baasiyah dengan prestasi yang cukup cemerlang tapi krakter diriku sangat melankolis dan cengeng. alhamdulillah, setelah 2 tahun disana, ayah ibu mengajak kami ke rumah baru. Rumah kedua kami di Jakarta ini masih tidak begitu jauh dari pasar, dibalik tembok jalur kereta api yang berhenti di Stasiun Jatinegara. rumah ini juga berada di tengah2 areal pemukiman orang2 Jakarta berekonomi menengah ke bawah. rumah yang beralaskan semen, beratapkan asbes, berdinding kayu triplek dan dikelilingi dengan satu rumah juragan tanah yang besar, pohon mangga, rumah pendduk yang lebih berada, rongsokan besi2 tua, kandang ayam dan gunungan abu gosok yang menjulang setinggi rumah tingkat 3.  

Secara bertahap, perekonomian keluarga makin hari makin membaik sehingga ibu dapat membeli rumah di bilangan pemukiman penduduk yang sederhana dan jauh lebih layak dengan nuansa lingkungan yang asri dan kondusif bagi aku dan adik untuk tumbuh dan berkembang. dengan pendidikan keluarga yang religius, harmonis dan demokratis, aku tumbuh berkembang menjadi anak muda yang percaya diri, cerdas dan aktif. sejak sd sampai sma, banyak prestasi akademik dan non akademik telah kuraih (berkat doa orang tua dan ridha ALLAH SWT) . pertukaran pelajar ke Amerika selama sepuluh bulan lamanya mrupakan salah satu capaian yang luarbiasa belajar untuk dapat bertahan dan berkarya di negeri Paman Sam, punya ceritera sendiri.

Bahtera Perjuangan
Kini, aku menyandarkan bahtera perjuanganku di kampus IPB, darmaga tepatnya pada Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas  Teknologi Pertanian. cita-citaku untuk menjadi dokter anak berubah menjadi dokter pangan hehehe... selama di kampus pertanian inilah, catatan perjuangan dan pengorbanan ku mulai tertulis dalam memoar hidupku. berjuang bersama rekan-rekan dan sahabat BEM TPB, FATETA dan terakhir KM serta Jabodetabek, Bogor dan Seluruh Indonesia membawa pelajaran yang sangat berharga, investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya. kini, aku berniat untuk menggenapkan setengah agamaku dengan melalui sebuah pernikahan yang penuh keberkahan bersama seorang akhwat bernama Rafiatul Rahmah. Allah SWT mengabulkan permohonan ku:) selain itu, penyelesaian studi ku di ITP menjadi salah satu prioritas lain yang tak kalah pentingnya dan memulai bisnis rumahtangga berbasis pangan lokal di beberapa desa lingkar kampus, melibatkan ibu2 rumah tangga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar