Kamis, 22 Desember 2011

Rafiatul Rahmah, seorang Bunga Gampong yang sederhana

Kesederhanaan memberikan keindahan, indah dipandang karena ringan dan berkesan (Rahmah, 2011)


Biografi singkat: Rahmah



     Nama Rafiatul Rahmah, Kelahiran Meulaboh, Sabtu 16 Desember 1989. Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Rafiuddin Anzib dan Nyak Cut. Nama panggilan yang sudah melekat “Ira” da juga yang memanggil dengan nama “ Rahmah” (sebagian dari guru dan kakak kelas). Alamat : Jln. Generasi Desa senebok Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Adik-adik Ra bernama Nailussa’dah (br kuliah), Fajar Katsar (kelas 3 MTsN Harapan Bangsa Meulaboh, dan yang paling kecil Isra Adzkia (TK Al-Qur’an Meulaboh).
      Rumah pertama tempatku dibesarkan adalah di Batu Putih (Batee Puteh dlm bahasa Aceh), halaman belakangnya lautan luas Samudera India. Bau asin yang khas dari lautan memenuhi udara setiap saat. Rumah berdinding papan yang terletak di pantai Pantee Batee Puteh, Meulaboh dikelilingi pohon kelapa. Ya, di rumah itulah masa bayi dan balitaku.
      Rumah kedua terletak di Kuta Padang (bukan kota di Sumatera Barat), itu nama sebuah desa di Meulaboh yang terletak di tepi pusat ibu kota Kabupaten Aceh Barat. Rumah ini merupakan rumah kontrakan, berdinding semen, beratapkan seng yang dindingnya menyatu dengan dinding tetangga sebelah. Masa Taman Kanak-kanak saat itu, TK Pertiwi Meulaboh.
      Rumah ketiga terletak di Desa Suak Ribee tepatnya Jalan Syah Kuala Lr. Kuta Paya Komplek Puskesmas No. 3. Rumah tempat ku menghabiskan sebagian masa kanak-kanakku hingga beranjak remaja. Mulai dari bersekolah di TK Pertiwi (untuk tahun kedua), kemudian melanjutkan di MIN Drien Rampak Meulaboh, lalu MTsN MODEL Meulaboh-1 (akhir kelas III, karena selebihnya berpindah-pindah di rumah saudara pasca tsunami). Rumah ini memberikan banyak kenangan, begitu banyak hingga tak tau harus Ra ceritakan seperti apa dan bagaimana.

      Rumah keempat, di Desa Senebok tepatnya Jalan Generasi Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Rumah yang dibangun pascatsunami, dengan kondisi awal tanpa lampu, di hutan karet, menjadi rumah (yang bisa dikatakan) perdana yang dibangun di Jalan Generasi itu. Rumah yang kutempati saat persiapan Ujian Akhir Nasional tingkat SLTP/MTs. Walaupun listrik telah menjangkau ke berbagai penjuru Desa di Aceh, namun saat itu Jalan Generasi belum banyak pemukiman penduduk (kecuali di bagian tepi Jalan yang dekat dengan Dinas Kesehatan Kab. Aceh Barat, bahkan di bagian ujung jalan ini belum terdapat pemukiman (bagian dari lokasi rumah Ira). Rumah awal yang dibangun adalah rumah ‘panggong’ dengan tinggi lebih dari 1.5 m. Pembangunan rumah ini dilakukan karena belum jelas perolehan rumah bantuan bencana dari pemerintah. Keluargaku memutuskan untuk menbangun rumah seadanya, agar jarak rumah dengan sekolah dan kantor Ibuku lebih terjangkau. Rumah inilah yang saat ini keluargaku tempati dan Insyaallah tempat dilangsungkannya walimatul ‘urs tanggal 22 Januari 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar