Kesederhanaan memberikan keindahan, indah dipandang karena ringan dan berkesan (Rahmah, 2011)
Biografi singkat: Rahmah
Nama Rafiatul Rahmah, Kelahiran Meulaboh, Sabtu 16 Desember 1989. Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Rafiuddin Anzib dan Nyak Cut. Nama panggilan yang sudah melekat “Ira” da juga yang memanggil dengan nama “ Rahmah” (sebagian dari guru dan kakak kelas). Alamat : Jln. Generasi Desa senebok Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Adik-adik Ra bernama Nailussa’dah (br kuliah), Fajar Katsar (kelas 3 MTsN Harapan Bangsa Meulaboh, dan yang paling kecil Isra Adzkia (TK Al-Qur’an Meulaboh).
Rumah pertama tempatku dibesarkan adalah di Batu Putih (Batee
Puteh dlm bahasa Aceh), halaman belakangnya lautan luas Samudera India. Bau
asin yang khas dari lautan memenuhi udara setiap saat. Rumah berdinding papan
yang terletak di pantai Pantee Batee Puteh, Meulaboh dikelilingi pohon kelapa.
Ya, di rumah itulah masa bayi dan balitaku.
Rumah kedua terletak di Kuta Padang (bukan kota di Sumatera
Barat), itu nama sebuah desa di Meulaboh yang terletak di tepi pusat ibu kota
Kabupaten Aceh Barat. Rumah ini merupakan rumah kontrakan, berdinding semen,
beratapkan seng yang dindingnya menyatu dengan dinding tetangga sebelah. Masa
Taman Kanak-kanak saat itu, TK Pertiwi Meulaboh.
Rumah ketiga terletak di Desa Suak Ribee tepatnya Jalan Syah
Kuala Lr. Kuta Paya Komplek Puskesmas No. 3. Rumah tempat ku menghabiskan
sebagian masa kanak-kanakku hingga beranjak remaja. Mulai dari bersekolah di TK
Pertiwi (untuk tahun kedua), kemudian melanjutkan di MIN Drien Rampak Meulaboh,
lalu MTsN MODEL Meulaboh-1 (akhir kelas III, karena selebihnya berpindah-pindah
di rumah saudara pasca tsunami). Rumah ini memberikan banyak kenangan, begitu
banyak hingga tak tau harus Ra ceritakan seperti apa dan bagaimana.
Rumah keempat, di Desa Senebok tepatnya Jalan Generasi
Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Rumah
yang dibangun pascatsunami, dengan kondisi awal tanpa lampu, di hutan karet, menjadi
rumah (yang bisa dikatakan) perdana yang dibangun di Jalan Generasi itu. Rumah
yang kutempati saat persiapan Ujian Akhir Nasional tingkat SLTP/MTs. Walaupun
listrik telah menjangkau ke berbagai penjuru Desa di Aceh, namun saat itu Jalan
Generasi belum banyak pemukiman penduduk (kecuali di bagian tepi Jalan yang dekat
dengan Dinas Kesehatan Kab. Aceh Barat, bahkan di bagian ujung jalan ini belum
terdapat pemukiman (bagian dari lokasi rumah Ira). Rumah awal yang dibangun
adalah rumah ‘panggong’ dengan tinggi lebih dari 1.5 m. Pembangunan rumah ini dilakukan
karena belum jelas perolehan rumah bantuan bencana dari pemerintah. Keluargaku
memutuskan untuk menbangun rumah seadanya, agar jarak rumah dengan sekolah dan
kantor Ibuku lebih terjangkau. Rumah inilah yang saat ini keluargaku tempati
dan Insyaallah tempat dilangsungkannya walimatul ‘urs tanggal 22 Januari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar